Semalam, saya dan istri memutuskan untuk makan di luar (lagi). Istri merasa sangat gembira saat saya mengabarinya batal futsal malam itu. Alhasil jadilah istri mencari ide tempat makan yang akan kami kunjungi. Terdapat dua opsi dari istri malam itu, Legend Coffee atau Franckwurst. Hmmm keduanya belum pernah sih, makanya istri langsung terpikir dua tempat tersebut. Karena hawanya sedang ingin ngemil saja, saya putuskan untuk dine in di Legend Coffee Jogja. Berikut cerita/review Legend Coffee Jogja.
Lokasi
Sekitar jam setengah tujuh malam setelah badan segar mandi malam, kami berdua berboncengan meluncur ke seputaran Kotabaru. Lokasi Legend Coffee ini sangat mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan Stadion Kridosono.
Sesampainya di sana kami mencari tempat duduk untuk berdua yang nyaman. Datanglah mbak-mbak waitress menyodorkan menu. Kami pun membolak balik menu sambil bertanya saat menemukan istilah yang ganjil di pemahaman kami. Sayang si mbak yang satu ini kurang fasih mengartikan. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan minuman Hot Chocolate Classic dan Hazelnut Latte. Untuk makanan, istri saya memesan pizza (yang tak jelas toppingnya apa) dan Brocolli Cheese Cream. Sedangkan saya memesan Premium Sirloin Steak serta lumpia rebung untuk cemilan. Si mbak pun membacakan kembali pesanan kami, dan menagihkan bill langsung. Jadi ternyata di Legend Coffee ini kita diminta bayar di muka setelah pesan. Si mbak pun berangsur menghilang sesaat setelah kami membayar pesanan. Menu Legend Coffee secara lengkap dapat dilihat di sini.
Simak juga Review Dinner Mewah di Holycow Steak Jogja.
Seraya menunggu pesanan kami diantarkan, saya dan istri mencoba akses free wifi yang (katanya) termasuk kafe dengan akses wifi tercepat di Jogja. Hmm lumayan sih kami masing-masing bisa mendapat hingga sekitar 60 KBps. Cukup kencang lah untuk ukuran free wifi. Tapi sama saja sih, toh saya memang sedang tidak butuh wifi kencang. Kan lagi makan malam sama istri, saatnya berbincang dan menjauhkan diri dari cengkeraman sosmed hehehe.
Makan malam
Seiring berjalannya waktu, datanglah pesanan kami satu per satu. Coklat panas pesanan saya sangatlah enak. Kental (tidak kentul), mantap kuat coklatnya, agak terlalu manis bagi saya penidaksuka manis. Wenak poll pokoke! Sayang sekali istri kecewa dengan Hazelnut Latte nya. Rasanya kurang mantap, hanya seperti white coffee namun dengan tampilan yang cantik.
Sambil menunggu makanan utama, kami mengemil lumpia rebung. Seporsi berisi dua lumpia, yang menurut saya ukurannya kurang besar. Namun ternyata rasanya enak, tidak terlalu kuat bumbunya pas dan tidak terasa bau kecing yang biasanya menjadi penyakit lumpia rebung. Sup Brokoli Keju pesanan istri pun tak kalah enak. Sup krim sepertinya dicampur adonan brokoli yang diblender. Sup ini berisikan potongan daging ayam dan jamur.
Tak lama kemudian steak dan pizza pesanan kami diantar dalam selang waktu yang hampir bersamaan. Namanya juga Premium Steak, harusnya rasanya premium kan. Dan ternyata benar, rasanya cukup bisa dibilang enak. Bisa lah bersaing dengan resto steak import lainnya. Cukup mahal juga untuk ukuran daging import. Sayangnya hanya tersedia dalam porsi kecil 90 gr dimana pada umumnya resto lain menyediakan dalam porsi standar 150-200 gr. Saya memesan dengan tingkat kematangan medium bersanding dengan potatoes wedges dan brown sauce. Kentang lokalnya enak, seperti biasa. Sedangkan sausnya cukup enak menurut saya, tidak terlalu asin, cukup kental dan banyak isinya, hanya sayang disajikan dalam keadaan dingin (sausnya doang). Steak enak.
Pizza pesanan istri cukup membuat illfeel. Penampilannya seperti pizza pinggir jalan yang tak jelas apa isi toppingnya. Rotinya tebal dan lembek. Nah ini anehnya, pizza ini saya nilai terlalu lembek. Setelah dicoba, pizza ini cenderung berasa seperti bakpao (hadeh). Untung saja ukurannya kecil sebesar pan pizza.
Karena ternyata porsi cemilan tadi masih belum mengenyangkan saya menjawil si mbak (yang lain) untuk menambah pesanan seporsi bakmi goreng dan salad buah kesukaan istri. Beberapa saat setelah membayar pesanan tambahan saya pun menikmati mie goreng. Huhah mie goreng ini pedesnya nendang, tapi enak.
Setelah menyelesaikan semua sajian yang ada di meja. Sekitar jam setengah sembilan kami mengangkat pantat dan berangsur diri pulang menuju rumah. Sekian cerita ngemil saya semalam.
Daftar Harga
Hot Chocolate Classic | 16.000 |
Hot Hazelnut Latte | 22.000 |
Brocolli Cheese Cream | 13.000 |
Lumpia Rebung | 15.000 |
Premium Sirloin Steak 90 gr | 65.000 |
Pizza | 17.500 |
Mie Goreng | 15.000 |
Salad Buah | 17.000 |
Air Mineral | 5.000 |
Review Legend Coffee Jogja
Kesimpulan
Minuman berharga standar dengan kualitas yang cukup enak tidak dipadani dengan harga per kualitas dari makanannya. Ukuran porsinya hanya cukup untuk ukuran cewek yang biasa ngobrol sambil ngaduk-aduk makanan. Walaupun harga tidak terlalu mahal, namun jika anda mencara makan malam yang mengenyangkan, rasanya tempat ini bukan untuk anda. Anda yang suka nongkrong bersama teman, sambil bermain gadget/laptop, atau mungkin hanya sekedar mencari wifi murah nan cepat untuk membantu tugas-tugas kuliah kalian, bolehlah coba di sini. Tempat yang cukup cozzy, terletak di pusat kota, bisa menjadi alternatif janjian bersama teman-teman.
Leave a Reply