Kemenangan Chelsea atas Palmeiras pada final Piala Dunia Antarklub 2022 pada minggu dini hari yang lalu telah diikuti dengan kerusuhan yang menelan satu korban jiwa. Kerusuhan ini terjadi di luar Allianz Parque yang merupakan stadion Palmeiras, sesaat setelah Chelsea mengalahkan Palmeiras dengan skor 2 – 1 di final Piala Dunia Antarklub atau FIFA Club 2022 yang diadakan di Uni Emirat Arab.
Dikabarkan para suporter dari kedua tim yang bertanding mengadakan nobar atau nonton bareng final Piala Dunia Antarklub 2022. Awalnya acara nobar yang diadakan di stadion Palmeiras di Sao Paulo Brazil ini berlangsung meriah dan tertib. Namun, suasana menjadi semakin panas setelah tim Brazil, Palmeiras, kalah pada pertandingan final tersebut.
Sesaat setelah pertandingan final berakhir, para suporter menjadi semakin panas dan ricuh. kemudian terjadi bentrokan antar suporter yang disertai dengan pelemparan batu dan bahan peledak oleh para suporter.
Pada saat kerusuhan, salah satu suporter Palmeiras tertembak di dada dan tewas. Kerusuhan yang menelan korban jiwa ini berlangsung selama 30 menit, sebelum akhirnya berhasil dibubarkan oleh pihak berwenang setempat.
Kerusuhan antar suporter tim yang sedang bertanding memang kerap mewarnai pertandingan sepak bola, yang tak jarang disertai dengan perusakan properti hingga korban jiwa. Meriahnya dukungan kepada tim yang bertanding kerap berubah menjadi luapan emosi saat tim yang didukung menderita kekalahan.
Banyak hal yang menyebabkan pecahnya kerusuhan saat atau setelah pertandingan sepak bola. Dari rasa tidak puas akan hasil pertandingan, luapan emosi yang terprovokasi, atau emosi karena kalah dalam taruhan pertandingan tersebut. Banyak yang merasa kurang lengkap kalau menonton bola tanpa taruhan. Apalagi taruhan saat ini sangat mudah dilakukan, misalnya secara online di M88 Sport.
Kekalahan Palmeiras pada final Piala Dunia Antarklub sebenarnya bukan tanpa persaingan yang sengit. Walaupun statistik pertandingan mengatakan bahwa Chelsea mendominasi, namun para punggawa The Blues tidak bisa mencetak gol di 45 menit pertama. Gol pertama Chelsea oleh Romelu Lukaku baru terjadi pada menit ke-55 pertandingan. Tak lama Palmeiras berhasil menyamakan kedudukan melalui satu gol dari gol Rafael Veiga.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak tambahan. Untung bagi Si Biru, gol kemenangan Chelsea terjadi tepat sebelum peluit panjang berbunyi, yaitu pada menit ke 117 melalui tendangan penalti oleh Kai Havertz.
Sebuah pertandingan yang seru dan menampilkan kemampuan prima dari kedua tim yang bertanding. Namun sayangnya, final Piala Dunia Antarklub ini malah memakan korban jiwa dari suporternya.
Kerusuhan suporter karena pertandingan sepak bola memang hingga memakan korban jiwa memang tak jarang terjadi. Kerusuhan yang paling brutal terjadi di Mesir pada tahun 2012 yang lalu, pada pertandingan antar klub sepak bola Mesir yaitu Al Masry dan Al Ahli. Kerusuhan yang diawali dengan pelemparan batu yang kemudian berujung dengan aksi penusukan ini memakan 74 korban jiwa dan sekitar 1.000 orang suporter terluka.
Kerusuhan besar lainnya terjadi pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada tahun 2009, yaitu pada pertandingan antara Pantai Gading dan Malawi. Kerusuhan yang terjadi pada pertandingan ini mengakibatkan 19 orang tewas. Seharusnya bentrokan yang antar suporter tidak perlu terjadi, jika masing-masing suporter dapat menghargai suporter lainnya. Piala Dunia Antarklub 2022 telah memakan korban akibat kerusuhan suporter. Semoga hal ini tidak terulang Piala Dunia Qatar di penghujung 2022 nanti, mengingat antusiasme masyarakat di seluruh dunia pastinya akan lebih besar pada ajang Piala Dunia nanti.
Leave a Reply